Monday, November 19, 2018

Jokotri: Merayakan Maulid dan Mengenang Manusia Agung (1)

BULAN sekarang ini dalam kalender hijrah sudah masuk Rabiul Awwal. Sudah diketahui oleh masyarakat Muslim Indonesia bahwa pada Rabiul Awwal ada hari istimewa, yaitu hari kelahiran manusia agung Kangjeng Nabi Muhammad saw. Hari lahirnya yang populer dikenal pada 12 Rabiul Awwal dan dijadikan hari libur nasional di Indonesia. Pemerintah pun merayakannya secara resmi dengan menghadirkan para tamu negara, pejabat, dan para ulama. Ini menjadi salah satu tanda bahwa kedudukan Nabi Muhammad saw di mata pemerintah dan masyarakat Indonesia memang sudah sangat diistimewakan.
Hampir di seluruh daerah Indonesia, baik perkotaan maupun pedesaan, umat Islam merayakannya. Dari mulai acara yang megah dan mewah, juga perayaan yang amat sederhana. Ada yang mengisinya dengan lomba-lomba keagamaan, seni, dan tabligh akbar. Salah satu kekhasan acara maulid di Indonesia selalu ada jamuan makan bersama dan pembacaan shalawat.
Di perkampungan biasanya pada bulan Rabiul Awwal diadakan pembacaan kitab Maulid Al-Barzanji, yang berisi uraian kelahiran Nabi Muhammad saw dan kehidupannya. Kitab ini pula yang dibaca saat akikah bayi pada hari ketujuh. Dengan harapan bahwa bayi nanti bisa meneladani dan mengambil hikmah dari perjalanan kehidupan Rasulullah saw saat tumbuh dewasa.
Di Yogyakarta ada perayaan Gerebeg Maulud. Di Cirebon ada tradisi Panjang Jimat. Di Tatar Sunda, baik itu Purwakarta maupun Karawang, biasanya acara memperingat hari lahir Nabi Muhammad saw populer dengan sebutan Muludan. Mungkin daerah lain punya sebutan khas untuk acara tersebut.
Beragam apresiasi atas kelahiran Nabi Muhammad saw di masyarakat Islam Indonesia melalui budaya dan tradisi menjadi bukti kecintaan umat atas junjungannya. Dan memang kecintaan kepada Nabi saw harus ditampakkan di antaranya dengan sering menyebut nama beliau. Semakin sering seseorang menyebut nama, maka semakin jelas bahwa nama yang disebut itu memiliki posisi istimewa dari dirinya.
Nabi Muhammad saw merupakan manusia istimewa. Sangat istimewa karena beliaulah satu-satunya makhluk yang oleh Allah SWT dijuluki rahmatan lil ‘alamin. Lebih jauh kitab suci Al-Quran menyebutnya khatamin nabiyyin (Nabi yang Pamungkas), khuluqul adzim (berakhlak agung), uswatun hasanah (teladan yang baik), raufurrahim (pemaaf dan pengasih), dan lainnya. Perilaku Nabi Muhammad saw sendiri oleh istrinya (Aisyah ra) disebut “Al-Quran yang berjalan.” Hal ini mengandung makna bahwa Rasulullah saw itu dari perbuatan, perilaku, ucapan, sikap, sifat, dan lainnya benar-benar sesuai dengan nilai-nilai yang tercantum pada Al-Quran yang berarti sesuai dengan petunjuk Allah. Karena itu, umat Islam layak bangga dan harus menjadikan Kangjeng Nabi Muhammad saw sebagai teladan yang utama. (bersambung)
Jokotri (Dr. H. Joko Trio Suroso, Drs, SH, MH, MM, MBA) adalah Caleg DPRD Provinsi Jawa Barat Daerah Pemilihan Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta
Sumber http://jabarnews.com/2018/11/maulid-dan-mengenang-manusia-agung.html