Thursday, August 23, 2018

Pesan dari Qurban adalah Memberi Manfaat bagi Manusia




"Pada saat kita membangun negeri ini, sesungguhnya kita sedang berkorban. Kita korbankan kepentingan pribadi dan golongan untuk Indonesia yang maju. Untuk Indonesia yang sejahtera dan layak kita wariskan ke anak cucu. Taqabbalallahu minna wa minkum."


Demikian ungkap Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam facebooknya. Saya setuju dan memang hakikat pesan dari ibadah Qurban adalah memberikan manfaat yang sebanyak-banyaknya bagi manusia. Hal ini tercermin dalam pembagian daging qurban yang dibagikan kepada masyarakat.

Diketahui bersama bahwa hewan qurban dari menyembelih, menguliti, memotong bagian daging dan tulang hingga menjadi ukuran kecil kemudian dimasukan pada kantong dan selanjutnya dibagikan secara cuma-cuma kepada masyarakat sekitar. Dari proses qurban itu melibatkan banyak orang dan dilakukan secara bertahap serta bersama-sama.

Saya kira dari prosesi qurban itu bisa diambil ibrah bahwa untuk mencapai suatu tujuan perlu kerjasama, bertahap, dan dilakukan bersama-sama. Intinya penting untuk melibatkan masyarakat dalam urusan publik, dalam urusan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Dan tidak hanya seorang pengurus dewan kemakmuran masjid atau rukun tetangga saja yang bergerak, tetapi harus didukung dan terjun langsung dalam kegiatan, sehingga hasilnya dapat dirasakan bersama. Dan ini bisa diluaskan makna dan manfaatnya dalam berbagai program kemasyarakatan, misalnya pemberdayaan ekonomi kaum dhuafa. Karena itu, saya yakin bahwa semangat kebersamaan dalam ibadah qurban bisa ditularkan untuk urusan kemasyarakatan. Tentu diwujudkannya dalam bentuk berbagai kegiatan yang positif dan bermanfaat luas bagi kesejahteraan masyarakat.

Sudah lumrah di lingkungan sekitar bahwa setelah dapat daging qurban, biasanya dinikmati bersama keluarga. Ada yang di sate, gulai, bakar biasa, atau dendeng. Kabarnya Nabi Muhammad Saw kala musim qurban mengambil daging dan memasaknya. Beberapa bagian kemudian di dendeng (kere) sampai kering sebagai cara mengawetkan daging sebagai makanan untuk beberapa hari ke depan. Tentang riwayat ini perlu ditelusuri kebenarannya. Meski begitu, dari sisi olahan tampaknya sangat mungkin dilakukan dan memiliki makna bahwa jangan dihabiskan sekaligus daging atau makanan yang kita miliki baiknya disimpan untuk kebutuhan hari lain.

Namun, semangat kebersamaan dalam proses qurban sekarang ini tampaknya akan sangat mengena dan bermanfaat jika muncul kesadaran dari diri untuk berbagi hewan qurban dengan saudara-saudara kita di Lombok dan daerah sekitarnya yang kini sedang menderita karena bencana gempa.

Seharusnya memang ada upaya atau semacam gerakan qurban di Lombok untuk berbagi kebahagiaan di hari raya ini. Andaikata sulit diwujudkan karena berbagai hal, maka di hari-hari mulia ini sepantasnya mendoakan masyarakat korban gempa Lombok agar senantiasa sehat wal 'aafiyat, dikuatkan dalam kesabaran, dan kondisi masyarakat pulih kembali dalam kehidupan yang lebih baik. ***

22-08-2018